Sebelumnya, perlu saya ungkapkan sebuah fakta yaitu:
Saya terlalu bodoh untuk memahami sesuatu dengan cepat. Atau kata lainnya lemot.
Dan memang begitulah adanya. Untuk bisa melakukan sesuatu, saya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan orang lain. Begitu pula untuk mengerti tentang sesuatu, saya membutuhkan waktu extra! Rupanya itu terjadi saat belajar sebuah tool yang disebut Optimizer.
Padahal, presenternya adalah orang terbaik dan pasti disampaikan dengan cara yang sangat baik. Tapi tetap saja otak saya seperti kemasukan begitu banyak puzzle tapi gak ngerti cara merangkainya. Dan sekali lagi, masalahnya bukan pada yang mangajari atau presenternya! Kenapa? Karena sepertinya hanya saya yang belum juga paham, sedangkan yang lain nampak manggut-manggut seperti sudah menguasai.
Tadi pagi, dengan kepala yang dipenuhi puzzle, saya datangi orang yang saya anggap bisa menjelaskan sesuatu dengan jelas pada orang lemot seperti saya. Dan Alhamdulillah, ada perkembangan yang baik. Akhirnya saya memahami “Konsep” dari Optimizer!
Saya tahu, yang saya pahami baru “Konsep”. Dan seandainya saya diberi tugas untuk menggunakan Optimizer, maka bisa dipastikan, saya hanya akan duduk bengong di depan laptop sambil meratap.
Tapi bagaimanapun.. Saya tetap senang bukan kepalang. Akhirnya, saya yang lemot bisa memahami Optimizer!
Oke, begini yang saya pahami tentang “Konsep” Optimizer:
1. Untuk apa Optimizer itu?
Optimizer adalah sebuah tool yang digunakan untuk menentukan frekuensi-frekuensi yang digunakan pada sebuah grup cell secara OTOMATIS atau Frequency Tuning Otomatis.
Ya, OTOMATIS atau bukan manual! Artinya, kita gak perlu lagi nyisir cell per cell untuk menentukan frekuensi.
2. Wow hebat! Tapi ngomong-ngomong, Optimizer gak main sulap kan? Atau gak main tebak-tebak buah manggis kan? Trus, perhitungan Optimizer berdasarkan apa?
Tepat sekali. Tidak ada sulap ataupun sihir. Optimizer menentukan frekuensi yang akan digunakan berdasarkan tabel Interference Matrix (IM). Dalam tabel ini berisi tingkat interferensi sebuah cell terhadap frekuensi disekelilingnya.
3. Ntar dulu.. Dapat dari mana tabel IM itu? Jangan-jangan cuma nebak-nebak doang?
Tentu tidak.. Tabel IM dihitung berdasarkan data measurement.
Jadi begini, sebenarnya, Network setiap saat selalu berkomunikasi dengan MS. Biasanya, Network akan nanyain bagaimana kabar si MS. Dan MS akan ngasih informasi detil tentang kondisinya. Misal, Frekuensi apa saja yang ia terima, tingkat RX Level-nya berapa, TA-nya berapa, dan masih banyak informasi-informasi lainnya! Pokoknya banyak deh.. (ini lagi ngeles, padahal masih belum tau).
Data measurement itulah yang dijadikan bahan perhitungan untuk menentukan IM.
Stop-stop! Bukankah semestinya sebuah cell harus punya measurement semua frekuensi?
Yup.. Setiap MS, pasti mengukur semua frekuensi yang menjadi adjacent dari cell yang men-serving MS. Dan dari situlah Network dapat informasi semua frekuensi.
Lhah! Bukannya adjacent maksimal cuma ampe 32? Itu juga akan kepotong buat DCS, buat 3G dan yang lain-lainnya. Jadi gak mungkin donk bisa dapat semua frekuensi?
Iya juga ya.. Tapi tenang.. Itu udah dipikirin sama yang buat Optimizer.
Jadi, dari 32 jatah adjacent sebuah cell, sebisa mungkin gak semua dipake. Sisa-in lah beberapa slot. Nah, sisa ini nanti bisa dipake untuk ngukur frekuensi sisanya.
Tapi, perasaan tetap gak cukup deh. Kan jumlah frekuensi yang mau ukur banyak..
Nah, berarti slot kosongnya dipake bergantian alias digilir. Misal, hari ini frekuensi 1,2 dan 3. Trus besoknya, 4,5 dan 6. Daaan seterusnya sampe semua frekuensi ke ukur.
Dan ternyata, itu juga udah dipikirin sama yang buat Optimizer. Makanya ada istilah BAL rotation. Tujuannya ya buat nge-gilir frekuensi tadi.
Berarti, kita gak bisa buat Tabel IM kalau semua frekuensi belum ke ukur donk?
Iya.. Kalau seandainya butuh 20 hari supaya semua frekuensi terukur, ya berarti harus nunggu sampe 20 hari, baru deh Tabel IM-nya bisa dibuat.
Tapi sebenarnya ya bisa aja dibuat kapanpun. Tapi, ya gak valid aja tuh Tabel IM.
Ada data measuerement lainnya yang diperluin gak?
Ada.. Misal traffic, SDCCH dan lainnya..
4. Oya.. Sebelum memulai hitung mundur proses pengukuran, ada yang perlu dilakuin dulu gak yah?
Ah, untung ditanyain. Sebaiknya, sebelum mulai mengukur, beberapa hal tentang network harus dipastiin valid.
Pertama, Adjacent-nya valid. Gak ada adjacent yang hilang, atau cuma satu arah, atau malah kebanyakan. Dan untuk masalah ini, perlu dilakuin Adjacency Optimization. Ah, iya.. Adjancency Optimization ini juga bisa digunain untuk membuat slot adjacent optimal sehingga akan ada slot kosong yang bisa dipakai untuk mengukur frekuensi yang banyak itu.
Kedua, BSIC-nya harus valid. Kenapa ini penting?
Karena, saat Network sama MS tadi ngobrol, mereka gak pernah menyebutkan nama/nomor ID dari cell pemilik frekuensi. Mereka hanya menyebut frekuensi dan kode BSIC-nya. Jadi, bisa dibayangin kan? Gimana kalau ada BSIC yang gak valid. Wah, measurementnya bisa ngaco ntar..
5. Wah, masih ada yang kurang neh! Gimana Optimizer tahu cell A ada dimana dan Cell B ada dimana? Harus ada datanya neh..
Nah.. Ini juga baru mau disampaikan.
Jadi.. Setiap aktifitas di atas, semua membutuhkan data site dan antenna. Misal, longitude dan latitude, azimuth, dan muasih banyak data lainnya. Dan, sebaiknya data itu harus VALID.
Dan.. begitulah Konsep Optimizer sesuai apa yang bisa dicerna oleh otak saya yang lambat..
Kalo ada yang salah, tolong dikoreksi yah.. Maklumlah.. Lemot..
Udah ah.. gitu dulu.. ngantuk..